Friday, October 19, 2012

Olav Samuel Pohan for "bedrieger" ? - Part 6

Biar gak bingung, bacanya dari Part 1 ya..

4 Okt 2012 harusnya kita semua ngumpul sesuai yang dijanjikan pengurus. Karena group bb hening aja (sementara biasanya di hari H kumpul/latian pengurus pasti kasi reminder), maka salah satu anggota bertanya di grup memastikan pertemuan malam itu. Belum ada jawaban, tiba2 OP nge BM semua anggota, isinya permintaan maaf untuk semua ketidaknyamanan yg terjadi, untuk batalnya event Rimini, dan permohonan diberikan kesempatan terakhir untuk pengurusan visa sampai besoknya yaitu Jumat 5 Okt 2012. Jika sampai Jumat visa tidak issued juga maka OP akan mengadakan pertemuan Selasa/ 9 Okt 2012 dan akan menyediakan kompensasi. Maka BM yang dikirimkan pukul 17:32 itupun menjadi notifikasi batalnya pertemuan malam itu. Sementara semua anggota yang ingin tahu kebenaran, selanjutnya kita sebut JCS perjuangan :D (tentunya tidak termasuk 4 org yang masih setia dengan positive thingkingnya) memutuskan pertemuan harus tetap ada. Kebetulan Bpk RP (Ronald Pohan) dan Bpk. YP (Yan Pohan) pun sudah konfirm untuk ikut hadir dalam pertemuan itu. Setelah BM dari OP, beberapa anggota protes via group karena sudah kadung berangkat dan sedang diperjalanan. Tetapi berturut2 pengurus muncul menerangkan tidak ada gunanya pertemuan malam itu karena toh OP tidak akan hadir. Sementara kalau dirunut kembali ke pertemuan Selasa sebelumnya, pengurus berjanji akan tetap hadir walaupun OP tidak dapat hadir.
Akhirnya pertemuan tetap ada. Yang hadir adalah JCS perjuangan :D, Bpk RP dan Bpk YP. Kami bercerita ringkas tentang semua yang terjadi belakangan. Perbincangan itu lebih seperti curhat, dan semuanya terdokumentasi dengan baik. Hasil pertemuan itu antara lain:

Pemaparan tentang fakta dari anggota:
- Tentang alamat palsu OP
- Tentang Latar Belakang OP
- Tentang PT Indo Mas Mining sebagai sponsor fiktif
- Tentang pengurusan visa. Anggota kembali memaparkan cerita versi OP dimana cerita akhirnya adalah 6 orang yang extend masih menunggu approve dari embassy. Hal aneh lain tentang "extend" adalah: setelah pertemuan Selasa lalu, JS memasang foto visa sebagai DP, mungkin dengan maksud menunjukkan kepada kami bahwa pengurus memang benar2 mengurus visa. Lucunya visa itu berakhir di tanggal 13 Nov 2012 (thanks EL for being detail) dan EL menjelaskan bahwa anggota yang extend itu tidak ada yang berencana pulang melewati tanggal 5 Nov 2012. So, buat apa ada istilah extend??? Dari awal mindset tentang extend adalah masih berada di Europe setelah tanggal 22/23 Okt 2012. Tapi kalo ternyata semua visa JCS berlaku sampai 13 Nov, harusnya OP gak perlu ngurusin extend dunk. Karena yang extend itu emang gak ada kalo berdasarkan tanggal berlaku visa. Fakta yang kami dapat adalah 6 visa itu terlambat diproses, karena memang data2nya terlambat dimasukkan (cek di web, baru dimasukkan tanggal 27 Sept).
- Tentang lagu2 yang diakui OP sebagai hasil aransemennya
- Tentang undangan untuk festival Rimini yang sebenarnya ditujukan kepada Bpk RP ( ini juga gw baru tau malam itu). Yang menjelaskan adalah N, legal JCS pada awalnya. Kami memang minta bantuan N untuk nasihat2 hukum dan langkah2 yang harus dilakukan.
- Tentang utang OP yang menumpuk dimana2: kepada Art Sound Studio, penjahit kostum, ke Gedung Yamuger, ke Gereja Salvator tempat Juror Concert diadakan, ke Ibu Catherine Leimena, ke Bang T sebagai dokumentator, bahkan ke Manajemen Bpk R. Pohan (yang ini infonya langsung dari Bpk R. Pohan)
- Tentang dugaan kami terhadap rencana OP. Malam itu T juga menjelaskan bahwa info yang didapat dari salah satu teman lama OP yang awalnya sempat masuk JCS dan kemudian didepak karena alasan sikap adalah, OP kemungkinan membuat LSM dengan project festival choir. Dugaan yang kami kembangkan menjadi: LSM itu punya donatur yang pastinya akan terus mengucurkan dana selama si donatur bisa melihat semua proses benar2 terjadi dan berjalan lancar. That's why semua kegiatan berjalan dengan sangat rapih dan benar2 nyata. Ide paling jelek yang terlintas adalah begitu dana terakhir dari donatur turun (yang pastinya sebelum tanggal keberangkatan), OP akan kabur. Kenapa bisa terpikir begitu?? Karena begitulah modus yang kami dengar dari anggota tim koor yang dulunya pernah jadi korban OP juga. Lalu kenapa sekarang OP gak menghilang sebelum tanggal berangkat dan malah masih berutang dimana2. Kemungkinan paling besar adalah karena Bang T tidak menyerahkan hasil rekaman juror yang harusnya jadi kunci terakhir untuk menerima dana final dari Project ini. Karena agenda setelah Juror Concert ya.. berangkaaaattt.. Tapi ini semua kan hanya dugaan. Mohon maaf kalau ternyata dugaan kami, sebagian besar anggota salah besar. Karena pikiran waras manapun akan menduga hal yang sama dengan semua fakta dan cerita sana sini yang terdengar. Dan kalau memang kami salah, silahkan sodara OP dan pengurus adakan pertemuan dunk, jelaskan pada anggota apa yang sebenernya terjadi. Lah ini koq malah ngumpet pas ada pertemuan.
- Tentang rencana OP untuk tetap memberangkatkan anggota ke Spain, tapi tanpa uang saku. Hal ini dengan alasan over budget, karena pengurus terpaksa mengcancel tiket yg sudah dibooking di awal dan ini menimbulkan cancellation fee. Dengan semua utang OP yang bertebaran, siapa lagi yang percaya dengan rencana keberangkatan ke Spain. Masa iya kita mau berangkat, sementara utang di Indonesia menumpuk?? Sampai ada guyonan anggota yang mengatakan "Jangan2 sampai di Spain kita terpaksa makan bubur instan tiap hari. Hahahah.. Belum lagi kondisi emosi anggota yang sudah tidak stabil dan perpecahan dalam tim. Intinya adalah semuanya terlalu kacau untuk sebuah rencana keberangkatan festival di Luar Negeri.

Kemudian pernyataan yang kami dapat dari Bpk RP dan Bpk YP:
- Bahwa mereka tidak tahu alamat yang di Pejaten (di kontrak disebutkan sekretariat JCS ada di Pejaten *detailnya lupa, dan pengakuan OP itu adalah salah satu rumahnya), untuk yang di Depok mereka membenarkan OP tinggal di sana tapi kebetulan mereka gak hapal alamat detailnya.  Namun Bpk YP berjanji bersedia mengantarkan kami ke sana jika diperlukan.
- Bahwa OP sekarang ini tinggal bersama kedua ortunya di sebuah rumah kontrakan. Keadaan ekonominya dipastikan tidak akan sanggup memberangkatkan sebuah tim untuk festival terkait. Bahkan vellfire putih yang mereka tumpangi sepulang Juror Concert itu pun sama sekali bukan milik OP. Bpk YP pun mengatakan waktu di mobil masih sempat memberi komentar "Hebat juga kau bisa sewa2 beginian". See???
- Bahwa orang tua OP sama sekali bukan Pengusaha (celetukan dari Bpk YP saat itu "sedang berusaha iya"). Dan mereka sama sekali tidak mengenal nama PT. Indo Mas Mining. Bokap OP sendiri adalah seorang pengajar choir di GKI Layur.
- Bahwa Bpk RP sangat terkejut mengetahui undangan festival itu ternyata ditujukan kepada beliau. Beliau juga menceritakan beberapa kejadian yang sudah lalu dimana OP juga beberapa kali mencatut nama beliau. Hmmmm, ternyata OP memang sering menyalahgunakan nama besar oomnya.
- Untuk semua kebohongan OP yang kami ceritakan termasuk pengakuan OP tentang kedekatannya dengan orang2 hebat di dunia per-choir-an, beliau2 hanya bisa geleng-geleng kepala dan merenung. Bpk RP bahkan sampai berkali2 bolak balik toilet (bener2 gak tega liatnya, sudah pasti karena setress). Beliau juga mengungkapkan betapa pada awalnya beliau senang karena mengira sudah ada perubahan pada OP, dan ternyata mendapati sebuah bom waktu lagi. Sementara YP menyatakan tanpa sadar beliau memang sudah menunggu2 kapan kabar buruk itu akan datang. Kesimpulan yang gw dapet waktu itu adalah OP emang udah punya sejarah gak baik kali ya..
- Bahwa beliau berdua akan memaksa OP dan ortunya untuk hadir di pertemuan Selasa berikutnya guna menjelaskan dan mempertanggungjawabkan perbuatan OP.

Then, sehari sebelum Selasa/ 9 Okt, JCS perjuangan mengadakan pertemuan, membahas apa yang akan terjadi besok. Yang pasti hal pertama yang harus terjadi adalah pengembalian passport semua anggota. Setelah itu kami ingin penjelasan tentang semuanya dan membicarakan kompensasi. Kalau pengurus masih ingin menunda pertemuan??? Gak boleh terjadi karena semua udah cape nunggu masalah ini kelar. Maka malam itu kami ke POLDA untuk membuatkan laporan. Terlapornya OP dan 4 orang pengurus. Dalam laporan N adalah sebagai advokad kami. Jadi kalau di pertemuan besoknya masi belum ada penjelasan dan tidak ada kesepakatan tentang kompensasi, mari kita selesaikan di POLDA saja!!


Selasa/ 9 Okt 2012,
secara khusus salah satu anggota sudah menyiapkan satu ruangan untuk kami berkumpul. Suasananya?? Sungguh gak nyaman banget. Dingin, kaku, waspada, bener2 hilang dah kebersamaan selama berbulan- bulan sebelumnya.Setelah sepatah dua patah kata dari pengurus tentang permohonan maaf de el el, mereka mengumumkan kompensasi sebesar 2,5 juta. Wuaaaaa.. Reaksi gw sudah jadi sebuah cengiran miris bukan marah. Karena itu terlalu konyol untuk perjuangan gw selama 6 bulan. Semua semangat dan passion gw demi ini, kegiatan2 berarti yang gw tinggalkan, job2 sampingan yang gw abaikan. Dan semua waktu, tenaga, biaya, kekecewaan serta rasa malu gw dibayar dengan 2,5 jt. Yang diam dan menerima hanya 3 orang yang yaaaa... "u know who".. (harusnya 4, tapi salah satunya pulang di tengah perbincangan, jadi blm tau terima atw engga).
Setelah urusan penerimaan 2,5jt tunai dan penandatanganan surat oleh 3 orang itu, kami masuk kembali dan mencoba menerangkan kebohongan2 OP. Anehnya semua kebohongan2 OP yang kami jelaskan itu tidak menimbulkan perubahan ekspresi atau tanggapan pada pengurus dan RF (RF tidak pulang, tapi memutuskan tetap mengikuti pertemuan dalam ruangan, mungkin takut kami bakal ngeroyok pengurus *hellloooww..not me banget main kekerasan). Seolah2 mereka memang sudah tau semuanya dan tetap bersedia jadi bempernya OP menghadapi semua anggota. Padahal menurut gw seprofesional apapun mereka menjalankan tugas sebagai pengurus, kalau OP nya sudah menunjukkan tanda2 jelas kebohongan di sana sini, wajar kalau mereka balik arah dan nyari kebenaran. Trus apa sebabnya mereka tetap bela2in OP??? Bahkan di pertemuan ini mereka mengeluarkan beberapa alasan non sense tentang pembatalan keberangkatan, a.l:
- hal2 bersifat kekeluargaan seperti ada keluarga OP yang meninggal dan mereka masih dalam kondisi berduka
- sikap anggota yang dianggap tidak kooperatif (mengacu pada pertemuan yang tetap ada Kamis lalu)
- ini alasan yang bikin bola mata gw otomatis muter ke atas: ortu OP sebagai pemilik dana dan sponsor tunggal kegiatan ini kecewa dengan status2 di fesbuk yang menjelek2an nama keluarga Pohan. I mean "hooooiii pengurus yang budiman, bisa2nya sampe saat ini lu bilang bonyok OP pemilik dana 'n sponsor tunggal". Basi bangeetttt.. Kenyataan udah jelas di depan mata, masi aja tutup mata. Oomnya OP aja udah bilang gak mungkin. Hufffftttt.. Speechless dah gw ngeliat kesetiaan (atau kebodohan??) pengurus.

Beberapa lama kita ngomong kaya sama tembok (mental semua), akhirnya kita sepakat manggil N ke ruangan. Kaget dunk para pengurus, soalnya N itu dulu keluarnya juga bermasalah sama pengurus. Oks, sekarang pengurus punya legal, kita juga. Protes yang pertama dari N adalah bahwa kontrak yang akhirnya digunakan adalah kontrak miliknya. Hanya diubah sedikit2 lalu disebut2 sebagai hasil jerih payah Andreas (A). Fyi, ketika N nyebut ini, si A malah angkat bahu dan bilang gak tau kalo itu kontrak bikinan N. Inget apa yg gw cerita di awal, kalo si A dulu bilangnya ke gw bahwa konsep sudah ada dari pengurus/OP, si A tinggal nyusun doank. Terus N mencecar tentang siapa yang sah sebagai subjek hukum (pelajaran hukum tingkat dasar ni.. heheheh..). Karena di kontrak disebut Olav Pohan itu sebagai Direktur JCS. Emang JCS badan hukum? Ada dokumen pendukungnya kah? Engga toh. Dulu gw juga pernah pengen bilang kenapa perjanjiannya gak antar individu dengan individu aja. Gak pake kata2 direktur, tapi waktu itu gw anak baru yang belum berani ngomong banyak dan pada hari ttd kontrak, semua kontrak emang udah jadi plek semuanya. Kaya yang emang gak dikasi kesempatan untuk ngebahas detail tentang perjanjian. Dan berhubung dulu gw pikir toh semuanya berjalan dengan itikad baik dan engga akan ada kemungkinan terjadinya wanprestasi, gw anteng aja ttd PKS.
Karena yang kita temuin jalan buntu, gak ada jawaban yang jelas, dan pengurus juga sepertinya menganggap kompensasi bukan satu hal yang perlu disepakati bersama, berbekal LP akhirnya kita usulkan untuk penyelesaian di POLDA. Konvoi ke POLDA, lalu N dan pengurus+legalnya masuk untuk memberikan keterangan. Malam itu diputuskan bahwa mereka berempat akan menginap di salah satu ruangan di POLDA, dengan alasan menghindarkan mereka dari keroyokan atau amukan anggota. Oks.. Lalu kita pulang dengan agenda besok pagi ngumpul lagi di POLDA untuk pemeriksaan. Berhubung sudah jam setengah 3 pagi, gw pun memutuskan nginap di rumah F. Abis gak enak pulang sendiri ke kontrakan jam segitu, apa kata tetangga.. Heheheh..
Paginya masi dengan kepala puyeng karena kurang tidur, gw terima kabar kalo mereka udah dipulangin karena ada penjamin. Siapakah super hero itu???? Ternyata papahnya RF. Iyaaa, yang Lawyer itu. Ternyata dia juga udah nelp N sebelumnya marah2 'n ngancem ngelaporin N balik karena nangkep2 orang. Lah.. orang kita udah bikin laporan polisi koq. Lagian mereka kan gak ditahan, cuma diamankan. Dan kacaulah semua agenda hari berikutnya karena mereka sudah dipulangkan. Harusnya hari itu begitu penyidik ditunjuk kita bisa langsung mulai pemeriksaan. Tapi karena mereka udah pulang, jadinya harus pake surat panggilan lagi. Nah kalo udah pake surat panggilan lama dah tu kan urusannya. Satu lagi yang bikin gw kecewa, sebenernya gw pengen banget ortu pengurus datang ke POLDA. Marah besar ke kita pastilah.. udah bikin anak mereka nginep di kantor Polisi cuy. Tapi gw pengen banget ortu mereka tau anak mereka udah terlibat dalam masalah apa. Dengan harapan ortu mereka dengan kebijaksanaan orang tua bisa berfikir lebih bijak dan bantu kita nyelesein masalah ini. Paling engga sedikit banyak ortu punya kuasa untuk meminta kebenaran dari mulut anak2 mereka. Tapi sudahlah.. Gugur semua rencana karena kedatangan sang superhero RF dan Papahnya..

Baikklaaahhh.. Part 6 yang sangat panjang ini akan gw akhiri di sini..
Part berikutnya akan menyusul segera..
Bubye..



No comments:

Post a Comment